Dalam perspektif sebahagian pakar pendidikan, seseorang guru bukan cuma mewakili sebanyak definisi yg mengagumkan, melainkan pun representasi dari kedudukan yg amat sangat mulia. Seseorang guru ialah pahlawan tidak dengan pamrih, pahlawan tidak dengan tanda jasa, pahlawan ilmu, pahlawan kebaikan, pahlawan pendidikan, pembangun manusia, pembawa kultur, pioner, reformer & terpercaya, soko guru, bhatara guru, dan seterusnya. Guru Merupakan Teladan untuk Siswanya
Seluruhnya gambaran tersebut mencerminkan betapa akbar, mulia, & terhormatnya kedudukan seseorang guru, maka sosok satu orang guru mempunyai atribut yg komplit dgn kebaikan & menjelma figur uswatun hasanah walaupun tak sesempurna Rasul.
Dapat namun dalam pengamatan sebahagian ahli serta, nama baik guru sekarang sedang berada terhadap posisi yg tak menguntungkan, terperosok, & jatuh sebab beraneka ragam sikap & tabiat yg tak bisa menampilkan figur satu orang guru yg jadi teladan bagi seluruhnya murid-muridnya. Para guru mesti mencari jalan ke luar atau solusi dengan cara apa trik mengangkatnya kembali, maka guru jadi makin martabat, & terasa amat dibutuhkan anak didik & penduduk luas. Guru Merupakan Teladan untuk Siswanya
Dalam The Professional Teacher, Norlander-Case, Reagen, & Charles Case mengungkapkan bahwa pekerjaan mengajar yakni profesi moral yg harus dipunyai oleh satu orang guru. Senada bersama prinsip tersebut, Zakiah Darajat menyebutkan bahwa persyaratan satu orang guru di samping mesti mempunyai kedalaman ilmu wawasan, beliau serta bahkan harus satu orang yg bertakwa terhadap Allah & memiliki akhlak atau berkelakuan baik.
Aspek ini berarti bahwa syarat krusial bagi satu orang guru yaitu kepribadiannya yg luhur, mulia, & bermoral maka bisa jadi cermin yg memantulkan seluruhnya akhlak mulia tersebut bagi seluruhnya murid-muridnya. Guru Merupakan Teladan untuk Siswanya Dgn kata lain, satu orang guru yg berkepribadian mulia ialah seseorang guru yg sanggup berikan keteladanan bagi murid-muridnya.
Karena, dengan cara sederhana enteng dipahami bahwa guru yg tak bertakwa sulit sekali atau tak mungkin saja dapat membina murid-muridnya menjelma beberapa orang yg bertakwa pada Allah. Demikian pun para guru yg tak mempunyai akhlak yg mulia atau budi pekerti yg luhur tak dapat bisa saja dapat membina siswa-siswa mereka jadi beberapa orang yg berakhlak mulia. Padahal pendidikan moral atau akhlak adalah maksud mutlak dari pendidikan Islam. Guru Merupakan Teladan untuk Siswanya
Guru juga sebagai teladan bagi murid-muridnya mesti mempunyai sikap & kepribadian utuh yg bisa dijadikan tokoh panutan favorit dalam seluruhnya factor kehidupannya. Dalam paradigma sebahagian pakar pendidikan, kepribadian seseorang guru tersebut meliputi (1) kekuatan mengembangkan kepribadian, (2) kekuatan berinteraksi & berkomunikasi dengan cara arif bijaksana, dan(3) kebolehan laksanakan bimbingan & penyuluhan. Kompetensi kepribadian terkait juga dgn penampakan sosok guru yang merupakan individu yg memiliki kedisiplinan, berpenampilan baik, bertanggungjawab, mempunyai komitmen, & jadi teladan.
Jadi satu orang guru yg dapat berikan suri teladan meniscayakan jabatan guru juga sebagai pilihan mutlak yg ke luar dari lubuk hati yg paling dalam.
Fakta tersebut pasti tidak sama jika satu orang jadi guru cuma disebabkan tak bisa saja di terima bekerja di area lain, atau sebab situasi terpaksa, maka guru seperti ini pasti dedikasinya rendah. Terhadap konteks ini, pekerjaan & tanggungjawab guru bukan sekadar transfer of knowledge, mentransfer ilmu wawasan terhadap anak didik, tetapi lebih dari itu, yaitu seseorang guru serta berkewajiban mencetak watak & jiwa anak didik yg sebenarnya amat memerlukan masukan positif dalam wujud ajaran agama.
Artinya guru mempunyai pekerjaan & tanggungjawab yg kompleks kepada pencapaian maksud pendidikan, dimana guru tak cuma dituntut buat menguasai ilmu yg dapat diajarkan & mempunyai seperangkat wawasan & keterampilan teknis mengajar, tetapi guru serta dituntut buat menampilkan kepribadian akhlaki yg sanggup jadi teladan bagi peserta didik.
Kenapa seseorang guru mesti jadi teladan bagi peserta didik? Lantaran kepribadian guru memiliki pengaruh serentak & kumulatif pada tabiat peserta didik. Tingkah Laku guru dalam mengajar dengan cara cepat atau tak serta-merta memiliki pengaruh pada motivasi mencari ilmu peserta didik, baik yg sifatnya positif ataupun negatif. Artinya seandainya kepribadian yg ditampilkan guru dalam mengajar serasi dgn segala ucap sapa, sikap, & perilakunya, sehingga peserta didik dapat termotivasi buat menggali ilmu bersama baik, bukan cuma berkaitan materi pelajaran sekolah tetapi pula berkenaan persoalan kehidupan yg sesungguhnya.
Memberikan bimbingan terhadap anak didik mempunyai jiwa & watak yg baik, dapat membedakan mana yg baik mana yg tidak baik, mana yg halal mana yg haram, yakni termasuk juga pekerjaan satu orang guru.
Silahkan Download RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII Lengkap
Di sinilah dalam menunaikan tugasnya satu orang guru bukan cuma sebatas kata-kata, bakal namun serta dalam wujud tabiat, aksi, & contoh-contoh maka bisa jadi teladan & sanggup berikan motivasi bagi siswa-siswanya. Menurut pengalaman para ahli pendidikan, sikap & tingkah laku satu orang guru jauh lebih efektif dibanding bersama perkataan yg tak dibarengi dgn amal nyata.
Lebih jauh, pembangunan karakter satu orang guru sejak awal sebelum mentransmisikan gagasan-gagasannya terhadap peserta didik, dalam kajian ilmu psikologi trendi dipercaya nilai signifikansinya. Stephen R. Covey, mengakui karakter seseoranglah yg lakukan komunikasi paling fasih maka bisa memberikan pencerahan bagi siapa pula yg mendengarnya.
Covey mengutip statemen Ralph Waldo Emerson, Filosof gede Amerika Serikat abad 19, yg amat sangat populer berkenaan pengaruh karakter atau kepribadian satu orang adalah, “Siapa diri Kamu sebenarnya terdengar demikian keras di telinga aku maka aku tak bakal mendengar apa yg Kamu ucapkan,”.
Terhadap titik inilah, jadi guru teladan merupakan menjelma guru yg tak cuma siap memberikan ilmu wawasan, pengetahuan, & pencerahan rasional-intelektual semata, tapi pun dapat memberikan bimbingan nurani, akhlak yg mulia, sekaligus pencerahan emosional-spiritual terhadap murid-muridnya.
Dgn kata lain, jadi guru teladan bukan cuma jadi intellectual father yg dapat memuaskan rasa mau tahu peserta didik, tetapi serta memang siap yang merupakan spiritual father yg bakal memenuhi kehampaan sekaligus kedahagaan moral-spiritual bagi seluruh peserta didiknya.***